KEPERAWATAN MATERNITAS
A. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir (May &
Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal
(Auvenshine & Enriquez, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai
dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan (Shane,et.al.,1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reede, 1997).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan
bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan
psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (CHS/KIKI, 1993).
B. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak
& Jensen (1993):
1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti
C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan
Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi
kebutuhan dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.
D. Model Konsep
*FCMC (Family Centered Maternity Care):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan
nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
*Tradisional Care:
1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
*Model Konsep “Self Care Orem” :
• Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu
& bayi.
• Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
• Melihat dari kemampuan.
• Berdasarkan kondisi.
*Model Konsep “Adaptasi” :
• Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
• Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu
berubah).
• Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan
fisik, psikologis, dan social.
*Model Konsep “I King” :
• Personal.
• Interpersonal.
• Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan
informasi).
E. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes
F. Standar Praktek
Menurut OGNN :
• Area Klinik =
1. Keperawatan Antepartum
2. Keperawatan Intrapartum
3. Keperawatan Postpartum
• Praktek Keperawatan =
1. Perawatan Obstetrik
2. Perawatan Ginekology
3. Perawatan Neonatal
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu,
keluarga, & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.
• Pendidikan Kesehatan =
Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian
integral dari praktek keperawatan OGN.
Menurut ANA, 1987:
1. Perawta membantu anak & orang tuanya untuk meningkatkan &
mempertahankan kesehatan yang optimal.
2. Perawat membantu keluarga untuk mencapai & mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga & fungsi
keluarga yang optimal.
3. Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan, dan
keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah aktual & potensial
dalam kesehatan.
4. Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbuh
kembang & sistem reproduksi.
5. Perawat mendeteksi perubahan status kesehatan & deviasi dari
perkembangan yang optimum.
6. Perawat memberikan intervensi yang tepat & pengobatan untuk
meningkatkan kesehatan & memulihkan penyakit.
7. Perawat membantu klien & keluarganya untuk mengerti & memakai
koping yang baik dengan trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa
tumbang, & anak-anak.
8. Perawat mempunyai strategi yang aktif & positif untuk menggunakan
sumber-sumber dalam member pelayanan.
9. Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu & anak melalui
penilaian praktek, pendidikan, & penelitian.
Keperawatan Maternitas
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan persalinan dan
nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari
keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua
kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan,
membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita
masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian dan
merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan
penanganan lebih lanjut.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Konsep Keperawatan
Maternitas
1. Pengertian Keperawatan
Maternitas
2. Peran Perawat Maternitas
3. Pendekatan Pelayanan
Keperawatan Maternitas
4. Model Konsep Keperawatan
Maternitas
B. Perspektif Keperawatan
Maternitas
1. Tujuan Keperawatan
Maternitas
2. Karakteristik Keperawatan
Maternitas
3. Paradigma Keperawatan
Maternitas
4. Tatanan Pelayanan
Maternitas
5. Standar Praktik Maternitas
BAB II. PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas
1. Pengertian Keperawatan
Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May &
Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai
dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan
bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan
psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
2. Peran Perawat Maternitas
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
b. Pendidik
c. Konselor
d. Role model bagi para ibu
e. Role model bagi teman
sejawat
f. Perumus masalah
g. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak
& Jensen (1993):
a. Member pelayanan
b. Advocate
c. Pendidik
d. Change Agent
e. Political Activist
f. Peneliti
3. Pendekatan Pelayanan Keperawatan
Maternitas
Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
a. Holistik
b. Penghargaan terhadap
pasien
c. Peningkatan kemampuan
pasien Kemandirian
d. Pemanfaatan &
peningkatan sumber daya yang diperlukan
e. Proses keperawatan
f. Berpusat pada keluarga=
FCMC (Family Centered Maternity Care)
g. Caring: Siap dengan
klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien;
Penyuluhan/konseling kesehatan.
4. Model Konsep Keperawatan
Maternitas
v Tradisional Care
Keperawatan maternitas yang dilakukan secara tradisional. Pada
penggunaan konsep ini, proses kelahiran ditangani oleh tenaga yang tidak
terlatih.
Ciri-ciri dari TC adalah,
a. Memisahkan ibu dari
keluarga selama proses persalinan.
b. Memindahkan klien: dari
ruang penerimaan ke ruang persalinan.
c. Melarang ibu beraktifitas
selama proses persalinan.
d. Melakukan tindakan rutin:
episitomi, obat-obatan.
e. Tidak ada keluarga ikut
dalam proses persalinan & operasi.
f. Kontak orang tua &
anak kurang.
g. Pemberian susu bayi
dibatasi.
h. Waktu berkunjung dibatasi.
i. Rooming-in dibatasi.
j. Tidak ada Follow-up ke
rumah.
k. Kontrol postpartum rutin
pada hari minggu ke enam.
Contoh dari TC adalah pemisahan ruang rawat ibu dan bayi. Bayi mempunyai
ruangan khusus yang didalamnya terdapat bayi dari seluruh ibu yang telah
melewati proses persalinan. Ibu dan bayi hanya dipertemukan saat waktu pemberian
ASI pada bayi tersebut tiba.
Penggunaan metode ini mengakibatkan kontak batiniah antara ibu dan anak
tidak terlalu kuat.
v FCMC (Family Centered Maternity
Care)
Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan
mampu melaksanakan proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan
calon ibu sampai perawatan bayi dan masa nifas ibu pasca melahirkan.
a. Melaksanakan kelas untuk
pendidikan prenatal orang tua.
b. Mengikut serta keluarga
dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
c. Mengikut sertakan
keluarga dalam operasi.
d. Mengatur kamar bersalin
sepeti suasana rumah.
e. Menetapkan peraturan yang
flexibel.
f. Menjalankan system
kunjungan tidak ketat.
g. Mengadakan kontak dini
bayi dan orang tua.
h. Menjalankan rooming-in
(Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
i. Mengikut sertakan
anak-anak dalam proses perawatan.
j. Melibatkan keluarga
dalam perawatan NICU.
k. Pemulangan secepat
mungkin dengan diikuti Follow-up.
Contoh dari konsep FCMC adalah tindakan Kurtase dan metode kanguru.
Tindakan kurtase adalah tindakan yang dilakukan pada klien abortus yang
dikarenakan keabnormalan dari janin klien tersebut yang dapat membahayakan jiwa
klien. Pada masa TC, abortus hanya dilakukan oleh tenaga tidak terlatih,
sehingga proses abortus hanya sebatas mengeluarkan janin yang ada dalam
kandungan tanpa adanya usaha untuk membersihkan seluruh sisa dari janin yang
telah dikeluarkan. Proses kurtase ini baru digunakan dalam konsep FCMC karena
konsep kurtase ini membutuhkan tenaga ahli dan profesional serta harus didukung
oleh peralatan yang memadai.(Penjelasan Kurtase terlampir)
Sedangkan metode kanguru adalah metode yang diterapkan pada bayi
prematur. Metode kanguru ini merupakan pengganti metode inkubator. Di beberapa
negara maju di dunia, lebih memilih menggunakan metode kanguru dibandingkan
dengan metode inkubator. Karena dengan metode kanguru, kontak batin antara
ibu-anak akan lebih terbentuk dibandingkan dengan menggunakan inkubator yang
membuat ibu dan bayinya terpisah.(Penjelasan Metode Kanguru Terlampir)
v Model Konsep “Self Care Orem” :
a. Penekanan pada aktifitas
mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi.
b. Pada Maternal: mampu
mandiri dalam perawatan diri.
c. Melihat dari kemampuan.
d. Berdasarkan kondisi.
v Model Konsep “Adaptasi” :
a. Mempunyai kemampuan
adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
b. Manusia selalu konstan
berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
c. Maternal sepanjang proses
konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan fisik, psikologis, dan social.
v Model Konsep “I King” :
a. Personal.
b. Interpersonal.
c. Social (Dinamik,
interaksi mudah diberikan informasi & memberikan informasi).
B. Perspektif Keperawatan
Maternitas
1. Tujuan Keperawatan
Maternitas
Tujuan keperawatan maternitas adalah:
a. Membantu wanita usia
subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi kehamilan.
b. Membantu PUS untuk
memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
c. Member dukungan agar ibu
memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah pengalaman positif &
menyenamgkan.
d. Membantu mendeteksi
penyimpangan secara dini.
e. Member informasi tentang
kebutuhan calon orang tua.
f. Memahami keadaan social
& ekonomi ibu.
2. Karakteristik Keperawatan
Maternitas
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
a. Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera
b. Pendekatan keluarga =
FCMC
c. Tindakan khusus dengan
peran perawat.
d. Terjadi interaksi =
Strategi Pelayanan
e. Kerja dalam Tim = Semua
yang terkait.
3. Paradigma Keperawatan
Maternitas
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara
langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.
v Manusia
Manusia terdiri dari:
a. WUS
b. PUS
c. Perempuan dan Janin
d. Perempuan masa persalinan
e. Perempuan nifas hingga 6
minggu
f. Bayi sampai usia 40 hari
g. Keluarga
h. Masyarakat Unik, Utuh,
Tumbang.
v Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta
nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran
merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat
penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif
dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan
sumber-sumber dalam keluarga.
v Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan
seseorang. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
v Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan
keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta
menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai
untuk dirinya.
4. Tatanan Pelayanan Maternitas
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin
d. Komunitas
e. Polindes
5. Standar Praktik Maternitas
v Menurut OGNN :
Area Klinik
a. Keperawatan Antepartum
a. Keperawatan Intrapartum
b. Keperawatan Postpartum
Praktek Keperawatan
a. Perawatan Obstetrik
b. Perawatan Ginekology
c. Perawatan Neonatal
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu,
keluarga, & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.
Pendidikan Kesehatan
Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian
integral dari praktek keperawatan OGN.
v Menurut ANA, 1987:
a. Perawat membantu anak
& orang tuanya untuk meningkatkan & mempertahankan kesehatan yang
optimal.
b. Perawat membantu keluarga
untuk mencapai & mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan personal dari
anggota keluarga & fungsi keluarga yang optimal.
c. Perawat memberikan
pelayanan kepada klien yang membutuhkan, dan keluarga yang mempunyai resiko
untuk mencegah masalah aktual & potensial dalam kesehatan.
d. Perawat meningkatkan
lingkungan yang tidak membahayakan tumbuh kembang & sistem reproduksi.
e. Perawat mendeteksi
perubahan status kesehatan & deviasi dari perkembangan yang optimum.
f. Perawat memberikan
intervensi yang tepat & pengobatan untuk meningkatkan kesehatan &
memulihkan penyakit.
g. Perawat membantu klien
& keluarganya untuk mengerti & memakai koping yang baik dengan
trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa tumbang, & anak-anak.
h. Perawat mempunyai strategi
yang aktif & positif untuk menggunakan sumber-sumber dalam member
pelayanan.
i. Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu
& anak melalui penilaian praktek, pendidikan, & penelitian.
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk
mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu
menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang
normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan
keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai pengalaman
yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya
sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat
mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu
keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru
dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong
interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap
individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu
serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi)
yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat
memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi
dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada
klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk
mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan
dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang
tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang
terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.
PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI KERANGKA KERJA
PRAKTEK KEPERAWATAN & DEFINISI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Proses keperawatan merupakan metodologis pada praktik keperawatan.
Proses keperawatan terkait dengan bagaimana seorang perawat memberikan asuhan
perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi klien, sehingga klien mampu
kembali ke kondisi yang sebagaimana diharapkan berdasarkan tahapan dan konsep
yang pada dasarnya ditujukan untuk klien itu sendiri. Karena manusia adalah
fokus utama dari tindakan keperawatan. Klien tersebut bisa saja perorangan,
keluarga ataupun komunitas. Proses keperawatan pada dasarnya adalah suatu
aktivitas kognitif, walaupun tindakan yang ada menunjukkan aspek lain seperti :
aspek psikimotorik dan aspek afektif. Menurut Reilly & Oerman (1990),
proses keperawatan melibatkan:
Tindakan intelektual
Tindakan intelektual seperti pemecahan masalah, perumusan konsep,
pengambilan kesimpulan, serta penerapan teori, ide dan konsep.
Pertimbangan nilai
Pertimbangan nilai didasarkan pada penghargaan terhadap martabat dan
nilai-nilai kemanusiaan yang sangat penting untuk diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien.
Keterampilan Psikomotorik
Keterampilan psikimotorik sangat dibutuhkan untuk pengkaian maupun
intervensi aplikasi asuhan keperawatan. Karena apabila kita memberikan asuhan
keperawatan hanya berdasarkan teori-teori saja tidak melibatkan suatu
huhubungan interpersonal dan tidak melibatkan jiwa altruistik, maka dapat
dipastikan klien tidak akan merasa care dengan kehadiran kita pada saat
memberikan asuhan keperawatan.
Variasi perilaku asuhan keperawatan sangat potensial tergantung
kebutuhan klien yang berkisar dari tindakan yang sederhana sampai tindakan yang
kompleks di dalam proses penerapannya. Melalui hal tersebutlah perawat akan
dibekali suatu kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan yang
individual kepada klien. Ada beberapa pengertian proses keperwatan menurut
beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut:
v King
Proses keperawatan merupakan metode standar yang digunakan dalam
kebanyakan situasi keperawatan yang telah mengindetifikasi beberapa fungsi
penting dari perawat: pengklaian kesehatan pasien, pembentukan suatu rencana
berdasarkan informasi yang dikumpulkan, implementasi rencana perawatan, dan
evaluasi keefektifan rencana tersebut.
v Neuman
Proses keperawatan disistemasisasi ke dalam 3 kategari yaitu : Diagnosa
keperawatan, tujuan keperawatan, dan hasil keperawatan.
v Orem
Prases keperawatan merupakan aktivitas yang sengaja dipilih oleh perawat
dituukan untuk mencapai tujuan keperawatan didalam suatu situasi perawatan
kesehatan yang melibatkan 3 langkah yaitu:penetapan, rancangan dan inisiasi.
v Rogers
Proses keperawatan merupakan penerapan secara utuh ilmu mengenai manusia
dalam cara-cara inovatif yang kontinu melalui modalitas evaluatif dan invasif
yang dituukan untuk aktualisasi kesejahteraan yang optimal bagi individu,
keluarga dan masyarakat.
v Roy
Menurut Roy proses keperawatan merupakan pendekatan pemecahan masalah
yang diperlukan oleh tujuan keperawatan yang berpusat oleh klien dan kebutuhan
untuk menghasilkan bahwa pelayanan yang diberikan perawat telh mencakup
pembuatan diagnosa masalah adaptasi pasien dan perencanaan, pelaksanaa dan
pengevaluasian perawatan.
Jadi, proses keperawatan dapat disimpulkan merupakan suatu cara
mengoperasionalisasikan keperawatan seperti yang dikonsepkan dalam sebuah
kerangka kerja yang harus menyinggung sifat holistik dari klien. Dalam
melaksanakan proses keperawatan ada beberapa urutan yang harus dilakukan antara
lain sebagai berikut :
1) Pengakajian yang meliputi : - pengenalan masalah
- pengumpulan data
- analisis data
- diagnosis keperawatan
2) Perencanaan yang meliputi : - penyusunan tujuan yang diinginkan
- penetapan prioritas
- pemilihan tindakan intervensi
3) Implementasi yang meliputi : - melakukan tindakan keperawatan
- evaluasi formatif terhadap tindakan
- perubahan seperti yang diindikasikan
4) Evaluasi meliputi : - hubungan antara hasil dengan tuuan yang
ditetapkan
- konsistensi tindakan dalam fase proses dengan kriteria standar
perawatan yang ditetapkan
- pengaruh variabel struktural pada hasil dan proses ( lingkungan,
kebijakan dan prosedur lembaga, ketenagaan berkaitan dengan mutu dan jumlah)
Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan bagian dari kajian dalam proses
keperawatan. Tema diagnosa keperawatan pada dasarnya adalah menggambarkan
status kesehatan klien. Ada beberapa pengertian diagnosa keperawatan menurut
beberapa ahli dalam bidang ilmu keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut:
Nort American Nursing Diagnosis Association (NANDA 1990)
Mengartikannya sbg suatu pertimbangan klinis mengenai respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehtan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensional.
Gordon (1897)
Gordon memandang diagnosa keperawatan sebagai suatu masalah kesehatan
aktual atau potensial yang dapat diatasi melalui terapi perawatan.
Carpenito (1987)
Mendeskripsikan diagnosa keperawatan sebagai suatu pernyataan yang
menandai suatu status kesehatan dalam suatu perubahan yang aktual atau
potensial pada seseorang.
Jadi, diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawatan mempunyai
lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. Dari definisi diatas juga
menggambarkan bahwa diagnosa keperawatan sebagai hasil dari proses pengumpulan
dan analisis data yang mendalam dan sistematik.Menurut Gordon (1987) ada tiga
komponen penting dalam memberi pernyataan pada diagnosa keperawatan (PES)
yaitu:
• Helath Prolem (masalah kesehatan)
Adalah status kesehatan dari klien yang dinyatakan dengan kata-kata yang
jelas dan tepat.
• Etiologic Factors (faktor etiologik)
Yaitu faktor yang mungkin menyebabkan atau mempertahankan masalah
kesehatan klien : perilaku klien, faktor-faktor lingkungan, interaksi keduanya.
• Defining and Sympony (mendapatkan tanda dan gejala)
Dalam membuat diagnosa keperawatan seorang perawat dalam praktiknya
mengungkapkan masalah kesehatan klien yang menjadi keprihatinan mereka selam
masa praktiknya sebagai pengamat atau berdasarkan pengalaman yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar