MANAJEMEN KEPERAWATAN
I. MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit
harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga
rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen
operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen
keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang
harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan
oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan
pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan ( Depkes
RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat mempengaruhi
kinerja perawat pelaksana.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen
secara umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang
lain (Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).
C. LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen keperawatan
adalah manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.
1. Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit
dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu
manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil dalam
penatalaksanaan kegiatannya:
1. Kemampuan menerapkan
pengetahuan
2. Keterampilan kepemimpinan
3. Kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen
2. Manajemen Asuhan Keperawatan
Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah
terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan
asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan
sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam
menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai
kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi,
pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ).
D. PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi
keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan yaitu :
1. Manajemen keperawatan
seyogianya berlandaskan perencanaan
2. Manajemen keperawatan
dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
3. Manajemen keperawatan akan
melibatkan pengambilan keputusan
4. Memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan pasien
5. Manajemen keperawatan harus
terorganisir
6. Pengarahan merupakan elemen
kegiatan manajemen keperawatan
7. Divisi keperawatan yang baik
8. Manajemen keperawatan
menggunakan komunikasi yang efektif
9. Pengembangan staf
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
E. SISTEM PENGORGANISASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ( MODALITAS PRAKTIK KEPERAWATAN )
1. Metode Fungsional adalah
setiap perawat mendapat tugas yang berbeda dalam merawat setiap pasien.
2. Metode Tim adalah perawat
degan latar belakang pendidiksn yang berbeda bertanggung jawab terhadap
sekelompok pasien.
3. Metode Primer adalah seorang
perawat profesional bertanggung jawab memberi perawatan secara menyeluruh
selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam satu unit sejak pasien masuk sampai pulang.
4. Metode Kasus adalah satu
perawat merawat satu pasien ( total patient care )
F. SISTEM KLAFISIFIKASI PASIEN
1. Berdasarkan keputusan Askep:
a. Perawat intensif
b. Modifikasi perawatan
intensif
c. Intermediate
d. Perawatan minimal
2. Berdasarkan kondisi pasien:
Minimal, moderate, aktif, intensive, kritis
3. Berdasarkan Askep skore:
a. Observasi dan monitoring
b. Perawatan diri
c. Makan dan minum
d. Terapi somatik
e. Terapi modalitas dan Penkes
4. Klasifikasi klien
berdasarkan derajat ketegantungan
a. Perawatan minimal
b. Perawatan intermediet
G. FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
a. Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk sasaran
tersebut
b. Pengorganisasian
Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.
c. Pengarahan
Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
d. Pengawasan dan Pengendalian
Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan
kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang
telah ditetapkan (Wijono, 1997).
H. KERANGKA KONSEP, FILOSOFI,
TUJUAN DAN STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen
partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia,
perawat, kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka konsep menjadi
kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan dan merupakan keyakinan
dasar dari tim perawatan.
2. Filosofi Manajemen
Keperawatan
Filosofi manajemen keperawatan adalah kerjasama yang dimiliki oleh tim
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas
melalui pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi.
3. Tujuan Manajemen Pelayanan
Keperawatan
Mengacu pada tujuan peningkatan metode kerja dalam meningkatkan asuhan
keperawatan.
4. Standar Pelayanan
KeperawatanStandar pelayanan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan
keperawatan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan yang dicapai
Jenis Standar yaitu :
· Standar Normatif yang
menggambarkan praktek yang dinilai baik/ideal oleh beberapa kelompok yang
berwenang.
· Standar Empiris
menggambarkan praktek yang sebenarnya diamati dari dalam sejumlah besar
lingkungan perawat klien
Standar Normatif dan Standar Empiris diaplikasikan dalam penerapan beberapa
standar yaitu :
a. Standar Praktek Keperawatan
yang terdiri dari :
1. Standar Praktek Profesional
terdiri dari beberapa standar :
· Standar I, pengkajian
keperawatan
· Standar II, diagnosa
keperawatan
· Standar III, perencanaan
· Standar IV, pelaksanaan
· Standar V, evaluasi
2. Standar Kinerja Profesional
· Standar I, jaminan mutu
· Standar II, pendidikan
· Standar III, penilaian
kinerja
· Standar IV, kesejawatan
· Standar V, etik
· Standar VI, kolaborasi
· Standar VII, penelitian
· Standar VIII,
pemanfaatan sumber-sumber
b. Standar Fasilitas Kesehatan
c. Standar Asuhan Keperawatan
Standar asuhan keperawatan mempunyai tiga tujuan yaitu, meningkatkan
mutu asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan dan memberikan landasan untuk menentukan
kelalaian keperawatan.
II. KEPEMIMPINAN DALAM
KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim
kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau bertindak
melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan produktivitas
kerja para karyawan.
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM
MANAJEMEN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan orang
lain untuk brtbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan manajemen
merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam mencapai tujuan.
Jadi pada hakekatnya manajemen dan
kepemimpinan dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.
C. PERAN PEMIMIPIN DALAM
KELOMPOK
1. Sebagai penghubung
interpersonal
2. Sebagai penginformasi.
3. Sebagai pengambil keputusan.
4. Inovator/pembaharu.
D. FUNGSI DAN TUGAS PIMPINAN
1. Orientasi tugas,
merencanakan dan mengorganisasi, menyediakan informasi, membuat penugasan,
bertanggung jawab atas pekerjaannya, kooperatif dan mengevaluasi hasil.
2. Orientasi HAM, memberi
dorongan dengan sikap bersahabat, mengungkapkan perasaan yang dialami,
mendamaikan, memperlancar dan menentukan aturan main.
E. KETERAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Keterampilan teknis,
kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktifitas teknis.
2. Keterampilan konseptual,
kesanggupan untuk mengkonsep, melihat usaha dan menganalisa.
3. Keterampilan hubungan antar
manusia, kesanggupan untuk bekerjasama dengan orang lain.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPEMIMIPINAN
1. Karakteristik pribadi.
2. Kelompok yang dipimpin.
3. Situasi yang dihadapi baik
manusia, fisik maupun waktu.
G. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai
pimpinan, dapata diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
1. Perilaku
a. Kepemimpinan positif,
mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya bersedia melakukan pekerjaan
dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang cukup.
b. Kepemimpinan negatif,
mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa bekerja dengan menciptakan rasa
takut.
2. Kekuasaan dan wewenang:
a. Otoritas, berorientasi pada
tugas, menggunakan posisi dan power dalam memimpin.
b. Demokrasi, menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf.
c. Partisipatif, gabungan
antara otoritas dan demokratik.
d. Bebas tindak ( Laissez-Faire
), pimpinan hanya offisial karyawan menentukan kegiatan sendiri tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi.
3. Situasi yang dihadapi
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan memberikan pengarahan atau perintah
dan memberi dukungan dalam menjalin hubungan antara atasan dan bawahan,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Adapun perilaku pimpinan terhadap perilaku bawahan :
a. Proses pemerintah dimana
perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S1
).
b. Proses mengajak dimana
perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan sangat memberikan dorongan ( S2
).
c. Proses melibatkan dimana
perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan banyak memberikan dorongan ( S3
).
d. Proses menlimpahkan dimana
perilaku pimpinan yang kurang
mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S4 ).
Tahap perkembangan digambarkan sebagai suatu gariskontinum dan dibagi
dalam 4 tingkatan :
1. Tingkat rendah ( D1 ) : tidak mampu dan
tidak mau
2. Tingkat rendah ke sedang (
D2 ) : tidak mampu tapi mau
3. Tingkat sedang ke tinggi (
D3 ) : mampu tapi tidak mau
4. Tingkat tinggi ( D4 ) : mampu dan
mau
Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan tahap perkembangan :
1. Bila bawahan D1, maka gaya
kepemimipinan S1
2. Bila bawahan D2, maka gaya
kepemimipinan S2
3. Bila bawahan D3, maka gaya
kepemimipinan S3
4. Bila bawahan D4, maka gaya
kepemimipinan S4
III. KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN
A. PENDAHULUAN
Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai
secara sadar untuk mempengaruhi orang lain seperti staf perawatan, pasien dan
keluarganya, tim kesehatan lainnya. Keterampilan berkomunikasi yang baik
merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi seorang pimpinan keperawatan.
Keberhasilan seseorang pimpinan sebagian besar tergantung pada kemampuan
berkomunikasi termasuk bertukar pikiran dan akan lebih efektif apabila
dilakukan secara langsung, tatap muka, komunikasi dua arah dengan sikap yang
baik.
B. PROSES KOMUNIKASI
Ada lima komponen yang harus diperhatikan oleh pimpinan keperawatan
yaitu :
1. Pengirim berita
(komunikator), pihak yang menyampaikan berita, laporan dan saran-saran.
2. Penerima berita (komunikan),
orang yang dituju.
3. Berita (pesan), yang disampaikan
seperti perintah dan saran-saran.
4. Sarana yang dipergunakan
untuk menyampaikan berita seperti tulisan, telepon, radio, televisi, dll.
5. Umpan balik atau tanggapan
dari penerima berita.
C. PESAN YANG DISAMPAIKAN BISA
VERBAL MAUPUN NON VERBAL
1. Komunikasi verbal, merupakan
usaha yang disadari untuk memilih kata-kata yang akan dipakainya.Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tulisan dan kombinasi antara keduanya.
2. Komunikasi non verbal
· Vokal, nada suara,
kualitas, kecepatan yang semuanya menggambarkan suasana emosi.
· Gerakan dan ekspresi
wajah dapat diartikan suasana hati.
· Komunikasi yang intim
lebih atau sama dengan 45,4 cm ; komunikasi personal 45,5-120 cm.
· Sentuhan sangat penting
untuk memberikan dorongan mental, tetapi perlu dipertimbangkan budaya dan
kebiasaan.
D. CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG
EFEKTIF DAN TERAPEUTIK
Menurut Rogers hubungan yang sehat ditandai dengan komunikasi saling
terbuka, menerima orang lain sebagai individu yang berharga dan empati yang
mendalam.Konflik internal dan eksternal yang tidak terselesaikan dengan baik
akan mengganggu kesehatan mental, akibat lebih lanjut kestabilan dan
penyesuaian diri dapat tearganggu.
E. KEBIASAAN MEMPERSIAPKAN DIRI
ATAU CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI
Kebiasaan dan keterampilan dalam
meningkatkan kesadaran diri tidak
akan efektif apabila tidak ada keinginan secara terus menerus untuk mengerti
dan memahami orang lain.
F. KOMUNIKASI ASERTIF
1. Pengertian
Adalah kemampuan menyampaikan secara tepat baik pikiran dan perasaan
seseorang dengan tetap menghormati dan menghargai hak dan martabat orang lain.
2. Cara melakukan komunikasi
asertif
Keterampilan untuk menyatakan diri secara nyata, tulus untuk mendapatkan
sesuatu dengan tetap mendengar dan menghargai orang lain.Tingkah laku tidak
terjadi secara otomatis tetapi melalui latihan dan belajar yang lambat laun
akan menjadi kebiasaan.
3. Gaya pimpinan yang asertif
Ditandai dengan memperhatikan karyawan dengan menghargai orang lain,
membimbing karyawan, berpikir secara analitis, berpenampilan ekspresif dan
mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya.
4. Faktor yang mempengaruhi sikap
asertif
Konsep diri dari pimpinan untuk dapat menggunakan dirinya secara
efektif,, memahami dan membuka diri.
IV.SUPERVISI KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan
dan memperbaiki penampilan kerja tenaga keperawatan dalam membearikan asuhan
keperawatan melalui perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.
B. TUJUAN SUPERVISI
1. Untuk inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil
kerja/prestasi kerja
2. Untuk membimbing/membina
tenaga perawat secara individu
3. Untuk memfasilitasi penggunaan
sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas
4. Untuk melatih tenaga kerja
yang kurang disiplin
5. Untuk memberikan bantuan
kepada bawahan
C. UNSUR POKOK SUPERVISI
1. Pelaksana
2. Sasaran
3. Frekuensi
4. Tujuan
5. Teknik
D. PENYELIA KEPERAWATAN
Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah :
1. Kepala ruangan
2. Pengawas keperawatan
3. Kepala seksi bidang
keperawatan
4. Kepala bidang keperawatan
E. KOMPETENSI SESEORANG
SUPERVISOR
Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :
1. Memberikan pengarahan dan
petunjuk yang jelas
2. Memberikan saran, nasehat
dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk
meningkatkan semangat kerja staf/pelaksana keperawatan
4. Proses dinamika kelompok
5. Memberikan bimbingan dan
latihan
6. Memberikan penilaian
terhadap hasil kerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar
asuhan keperawatan dan pendokumentasian lebih baik
F. TEKNIK/CARA SUPERVISI
1. Langsung, dimana supervisi
dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung agar pengarahan dan pemberian
petunjuk tidak dirasakan sebagai petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat
dilakukan dengan langsung pada saat supervisi.
2. Tidak langsung, dimana
suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun lisan, supervisor tidak melihat
langsung apa yang terjadi di lapangan.
3. Kolaboratif, dimana
supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi langsung dengan tidak langsung.
Supervisor dan yang disupervisi secara bersama-sama dalam memecahkan masalah
yang dihadapai staf/perawat pelaksana.
G. FREKUENSI SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah:
1. Sebelum pertukaran
shift (15-30 menit)
2. Pada waktu mulai shift (
15-30 menit)
3. Sepanjang hari dinas (6-7
jam)
4. Sekali dalam sehari (15-30
menit)
5. Sebelum pulang ke rumah (15
menit)
H. PERAN SUPERVISI KEPALA
RUANGAN
Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang
diharapkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan supervisi.
1. Peran supervisi kepala
ruangan sebagai perencana
Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat
memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya,
kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi.
2. Peran supervisi kepala
ruangan sebagai pengarah
Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit.
3. Peran supervisi kepala
ruangan sebagai pelatih
Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan
keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan mengubah
pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu.
4. Peran supervisi kepala
ruangan sebagai penilai
Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat
dilakukan secara efektif jika tujuannya spesifik terdapat standar penampilan
kerja dan observasinya akurat.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Konsep Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang
lain (Gillies, 1989). Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas
– batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie
mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga
dan masyarakat.
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
1.Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka
dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri
dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan
balik, yang secara rinci dapat di uraikan
:
1) Input dari proses manajemen
keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
2) Proses dalam manajemen
keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3) Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
4) Kontrol yang digunakan dalam
proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi
penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
5) Mekanisme timbal balik berupa
laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja
perawat.
Selain itu, dalam proses manajemen keperawatan mencakup langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Pengkajian
Pada tahap ini seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah
sakit), tenaga keperawatan, administrasi, dan lain sebagainya. Manajer perawat
yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam rangka pencapaian
tujuan asuhan keperawatan.
2) Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun strategi dalam upaya mencapai
tujuan penerapan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
3) Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap pelaksanaan dalam proses manajemen
adalah bagaimana memimpin staf perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan
yang telah direncanakan.
4) Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan
yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa
jauh staf perawatan mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaannya.
Sebagai contoh kepala ruangan dalam melakukan peran sebagai manajer
keperawatan, adalaha sebagai berikut :
1) Pengkajian
a) Mengidentifikasi ratio
perawat-pasien
b) Mengidentifikasi sarana
penunjang
c) Menetapkan metode
pemberian asuhan keperawatan yang tepat (misalnya metode Tim)
2) Perencanaan
a) Merencanakan jumlah tenaga
dan fasilitas yang dibutuhkan
b) Membentuk tim dan
menetapkan ketua timnya
3) Pelaksanaan
Sebagai penanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
profesional, yang dimulai dari timbang terima hingga pelaksanaan tindakan
keperawatan.
4) Evaluasi
Kepala ruangan melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
a) Menilai kemampuan dan
pencapaian ketua tim
b) Menilai pencapain tujuan
asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawata pelaksana melalui ketua tim
c) Memberikan umpan balik
terhadap hasil yang dicapainya
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan dimaksud mencakup :
a. Gambaran apa yang akan
dicapai
b. Persiapan pencapaian tujuan
c. Rumusan suatu persoalan untuk
dicapai
d. Persiapan tindakan-tindakan
e. Rumusan tujuan tidak harus
tertulis dapat hanya dalam benak saja
f. Tiap-tiap organisasi perlu
perencanaan
2) Pengorganisasian
(organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan
fasilitas.
3) Pengendalian/ pengawasan
(controlling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian
juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
4) Penilaian (evaluasi),
merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang
seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai
kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organik administrasi dan manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money,
material, methode, machine, minute dan market.
3. Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan meliputi :
1) Manajemen keperawatan
seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan
dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif
dan terencana.
2) Manajemen keperawatan
dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang
menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Manajemen keperawatan
akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan
yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbagai tingkat manajerial.
4) Memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan
mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakni dan ingini. Kepuasan
pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5) Manajemen keperawatan
harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi untuk mencapai tujuan.
6) Pengarahan merupakan
elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian,
supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
7) Divisi keperawatan yang
baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8) Manajemen keperawatan
menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi
kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
9) Pengembangan staf
penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana
menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen menurut Fayol adalah :
1) Division of work
(pembagian pekerjaan)
2) Authority dan
responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
3) Discipline (disiplin)
4) Unity of command
(kesatuan komando)
5) Unity of direction
(kesatuan arah)
6) Sub ordination of
individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)
7) Renumeration of personal
(penghasilan pegawai)
8) Centralization
(sentralisasi)
9) Scalar of hierarchy
(jenjang hirarki)
10) Order (ketertiban)
11) Stability of tenure of
personal (stabilitas jabatan pegawai)
12) Equity (keadilan)
13) Inisiative (prakarsa)
14) Esprit de Corps
(kesetiakawanan korps)
Berdasarkan prinsip- prinsip diatas maka para manajer dan administrator
seyogyanya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta
fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Kerangka Konsep Manajemen
Keperawatan.
Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan :
1) Manusia akan tertarik
dan terikat pada pekerjaannya.
2) Jika informasi yang
bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya
sendiri.
3) Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai
oleh kelompok.
4) Setiap individu memiliki
karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan kelompok.
5) Fungsi koordinasi dan
pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
6) Persamaan kualifikasi
harus dipertimbangkan.
7) Individu memiliki hak
dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik
dalam organisasi.
8) Pengetahuan dan
keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
9) Semua sistem berfungsi
untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk menetapkan
tujuan bersama.
5. Filosofi Manajemen
Keperawatan.
1) Mengerjakan hari ini
lebih baik dari hari esok.
2) Manajer keperawatan merupakan fungsi utama
bidang keperawatan.
3) Peningkatan mutu kinerja
perawat.
4) Pendidikan
berkelanjutan.
5) Proses keperawatan
individual menunjang pasien untuk mencapai kesehatan optimal.
6) Tim keperawatan
bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan keperawatan yang
diberikan.
7) Menghargai pasien dan
haknya untuk mendapatkan askep yang bermutu.
8) Perawat adalah advokat
pasien.
9) Perawat berkewajiban
untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.
6. Peran Manajemen Keperawatan
Perawat profesional diharapkan menjadi manajer dan leader yang efektif
dalam keperawatan. Hal-hal yang harus
dilakukan yang terkait perannya sebagai Manajer Keperawatan adalah kompetensi
yang harus dimilikinya agar menjadi seorang leader yang efektif :
1) Kepemimpinan
a. Berkomunikasi tentang
organisasi, kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan
b. Mendelegasikan tugas dan
menerima tanggung jawab
c. Menciptakan budaya
organisasi yang kondusif dan efektif
d. Menerapkan gaya kepemimpinan
yang efektif
e. Melibatkan staf dalam
pengembangan organisasi
f. Fleksibilitas dalam
pelaksanaan peraturan
2) Pengambilan keputusan dan
perencanaan
a. Berpikir ulang dan menyusun
kembali prioritas organisasi
b. Cepat tanggap terhadap
perubahan yang tidak diharapkan
c. Mengantisipasi perencanaan
perubahan anggaran
d. Memberikan pedoman tentang
keputusan organisasi
e. Meninterpretasi perubahan
ekonomi staf
3) Hubungan / Komunikasi
a. Empati, mendengar dan
tanggap pernyataan staf
b. Menciptakan situasi kondusif
dalam komunikasi
c. Menunjukkan rasa percaya
diri melalui kemampuan berkomunikasi
d. Mengembangkan proses hubungan
yang baik dalam organisasi
4) Anggaran
a. Mengontrol budget
b. Menginterpretasi penggunaan
anggaran sesuai kebutuhan
c. Merencanakan anggaran
tahunan ( 5 tahun )
d. Mengkonsultasikan tentang
masalah keuangan
5) Pengembangan
a. Mengembangkan tim kerja yang
efektif
b. Mengembangkan hubungan
profesional antar staf
c. Memberikan umpan balik yang
positif
d. Menggunakan sistem mpemberian
penghargaan yang baik
6) Personaliti
a. Mengambil keputusan yang
tepat
b. Mengelola stress individu
c. Menggunakan koping yang
efektif dalam setiap masalah
7) Negosiasi
a. Mengidentifikasi dan
mengelola konflik
b. Memfasilitasi perubahan
c. Melakukan negosiasi dengan
baik terhadap staf, kelompok, dan organisasi lain
d. Mengklarifikasi kejadian yang
melibatkan seluruh staf
e. Menjadi mediator bila
terjadi konflik antara staf atau kelompok
7. Lingkup Manajemen
Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi
hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan
keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi :
1) Menetapkan penggunaan
proses keperawatan
2) Melaksanakan intervensi
keperawatan berdasarkan diagnosa
3) Menerima akuntabilitas
kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
4) Menerima akuntabilitas
untuk hasil – hasil keperawatan
5) Mengendalikan lingkungan
praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup
manajemen keperawatan terdiri dari:
1) Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a. Manajemen puncak
b. Manajemen menengah
c. Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut
agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah
a. Kemampuan menerapkan
pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan
peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen
2) Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
8. Persyaratan Ruangan
Menjalankan MPKP
Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
1) Memiliki fasilitas
perawatan yang memadai.
2) Memiliki jumlah perawat
minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
3) Memiliki perawat
pendidikan yang telah terspesialisasi
4) Seluruh perawat telah
memiliki kompetensi dalam perawatan primer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar