Rabu, 08 Mei 2013

2. Keperawatan Maternitas


KEPERAWATAN MATERNITAS

A. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir (May & Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal (Auvenshine & Enriquez, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan (Shane,et.al.,1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reede, 1997).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (CHS/KIKI, 1993).

B. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen (1993):
1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti

C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan
Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.

D. Model Konsep
*FCMC (Family Centered Maternity Care):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.

*Tradisional Care:
1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.

*Model Konsep “Self Care Orem” :
• Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi.
• Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
• Melihat dari kemampuan.
• Berdasarkan kondisi.

*Model Konsep “Adaptasi” :
• Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
• Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
• Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan fisik, psikologis, dan social.
*Model Konsep “I King” :
• Personal.
• Interpersonal.
• Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan informasi).

E. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes


F. Standar Praktek
Menurut OGNN :
• Area Klinik =
1. Keperawatan Antepartum
2. Keperawatan Intrapartum
3. Keperawatan Postpartum

• Praktek Keperawatan =
1. Perawatan Obstetrik
2. Perawatan Ginekology
3. Perawatan Neonatal
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu, keluarga, & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.

• Pendidikan Kesehatan =
Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian integral dari praktek keperawatan OGN.

Menurut ANA, 1987:
1. Perawta membantu anak & orang tuanya untuk meningkatkan & mempertahankan kesehatan yang optimal.
2. Perawat membantu keluarga untuk mencapai & mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga & fungsi keluarga yang optimal.
3. Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan, dan keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah aktual & potensial dalam kesehatan.
4. Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbuh kembang & sistem reproduksi.
5. Perawat mendeteksi perubahan status kesehatan & deviasi dari perkembangan yang optimum.
6. Perawat memberikan intervensi yang tepat & pengobatan untuk meningkatkan kesehatan & memulihkan penyakit.
7. Perawat membantu klien & keluarganya untuk mengerti & memakai koping yang baik dengan trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa tumbang, & anak-anak.
8. Perawat mempunyai strategi yang aktif & positif untuk menggunakan sumber-sumber dalam member pelayanan.
9. Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu & anak melalui penilaian praktek, pendidikan, & penelitian.
Keperawatan Maternitas

BAB I. PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian dan merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.


B.    RUMUSAN MASALAH
A.      Konsep Keperawatan Maternitas
1.      Pengertian Keperawatan Maternitas
2.      Peran Perawat Maternitas
3.      Pendekatan Pelayanan Keperawatan Maternitas
4.      Model Konsep Keperawatan Maternitas
B.      Perspektif Keperawatan Maternitas
1.      Tujuan Keperawatan Maternitas
2.      Karakteristik Keperawatan Maternitas
3.      Paradigma Keperawatan Maternitas
4.      Tatanan Pelayanan Maternitas
5.      Standar Praktik Maternitas


BAB II. PEMBAHASAN
A.   Konsep Keperawatan Maternitas
1.    Pengertian Keperawatan Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
2.    Peran Perawat Maternitas
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a.       Pelaksana
b.       Pendidik
c.       Konselor
d.       Role model bagi para ibu
e.       Role model bagi teman sejawat
f.        Perumus masalah
g.       Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen (1993):
a.       Member pelayanan
b.       Advocate
c.       Pendidik
d.       Change Agent
e.       Political Activist
f.        Peneliti


3.    Pendekatan Pelayanan Keperawatan Maternitas
Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
a.       Holistik
b.       Penghargaan terhadap pasien
c.       Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
d.       Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
e.       Proses keperawatan
f.        Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
g.       Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.
4.    Model Konsep Keperawatan Maternitas
v  Tradisional Care
Keperawatan maternitas yang dilakukan secara tradisional. Pada penggunaan konsep ini, proses kelahiran ditangani oleh tenaga yang tidak terlatih.
Ciri-ciri dari TC adalah,
a.       Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
b.       Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
c.       Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
d.       Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
e.       Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
f.        Kontak orang tua & anak kurang.
g.       Pemberian susu bayi dibatasi.
h.      Waktu berkunjung dibatasi.
i.         Rooming-in dibatasi.
j.         Tidak ada Follow-up ke rumah.
k.       Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
Contoh dari TC adalah pemisahan ruang rawat ibu dan bayi. Bayi mempunyai ruangan khusus yang didalamnya terdapat bayi dari seluruh ibu yang telah melewati proses persalinan. Ibu dan bayi hanya dipertemukan saat waktu pemberian ASI pada bayi tersebut tiba.
Penggunaan metode ini mengakibatkan kontak batiniah antara ibu dan anak tidak terlalu kuat.
v  FCMC (Family Centered Maternity Care)
Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan mampu melaksanakan proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan calon ibu sampai perawatan bayi dan masa nifas ibu pasca melahirkan.
a.       Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
b.       Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
c.       Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
d.       Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
e.       Menetapkan peraturan yang flexibel.
f.        Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
g.       Mengadakan kontak dini bayi dan orang tua.
h.      Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
i.         Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
j.         Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
k.       Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
Contoh dari konsep FCMC adalah tindakan Kurtase dan metode kanguru.
Tindakan kurtase adalah tindakan yang dilakukan pada klien abortus yang dikarenakan keabnormalan dari janin klien tersebut yang dapat membahayakan jiwa klien. Pada masa TC, abortus hanya dilakukan oleh tenaga tidak terlatih, sehingga proses abortus hanya sebatas mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan tanpa adanya usaha untuk membersihkan seluruh sisa dari janin yang telah dikeluarkan. Proses kurtase ini baru digunakan dalam konsep FCMC karena konsep kurtase ini membutuhkan tenaga ahli dan profesional serta harus didukung oleh peralatan yang memadai.(Penjelasan Kurtase terlampir)
Sedangkan metode kanguru adalah metode yang diterapkan pada bayi prematur. Metode kanguru ini merupakan pengganti metode inkubator. Di beberapa negara maju di dunia, lebih memilih menggunakan metode kanguru dibandingkan dengan metode inkubator. Karena dengan metode kanguru, kontak batin antara ibu-anak akan lebih terbentuk dibandingkan dengan menggunakan inkubator yang membuat ibu dan bayinya terpisah.(Penjelasan Metode Kanguru Terlampir)
v  Model Konsep “Self Care Orem” :
a.       Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi.
b.       Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
c.       Melihat dari kemampuan.
d.       Berdasarkan kondisi.
v  Model Konsep “Adaptasi” :
a.       Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
b.       Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
c.       Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan fisik, psikologis, dan social.
v  Model Konsep “I King” :
a.       Personal.
b.       Interpersonal.
c.       Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan informasi).


B.    Perspektif Keperawatan Maternitas
1.    Tujuan Keperawatan Maternitas
Tujuan keperawatan maternitas adalah:
a.       Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi kehamilan.
b.       Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
c.       Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah pengalaman positif & menyenamgkan.
d.       Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
e.       Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
f.        Memahami keadaan social & ekonomi ibu.
2.    Karakteristik Keperawatan Maternitas
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
a.       Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera
b.       Pendekatan keluarga = FCMC
c.       Tindakan khusus dengan peran perawat.
d.       Terjadi interaksi = Strategi Pelayanan
e.       Kerja dalam Tim = Semua yang terkait.
3.    Paradigma Keperawatan Maternitas
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
v  Manusia
Manusia terdiri dari:
a.       WUS
b.       PUS
c.       Perempuan dan Janin
d.       Perempuan masa persalinan
e.       Perempuan nifas hingga 6 minggu
f.        Bayi sampai usia 40 hari
g.       Keluarga
h.      Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang.
v  Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.


v  Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
v  Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
4.    Tatanan Pelayanan Maternitas
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
a.       Rumah Sakit
b.       Puskesmas
c.       Rumah bersalin
d.       Komunitas
e.       Polindes


5.    Standar Praktik Maternitas
v  Menurut OGNN :
Area Klinik
a.       Keperawatan Antepartum
a.       Keperawatan Intrapartum
b.       Keperawatan Postpartum
Praktek Keperawatan
a.       Perawatan Obstetrik
b.       Perawatan Ginekology
c.       Perawatan Neonatal
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu, keluarga, & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.
Pendidikan Kesehatan
Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian integral dari praktek keperawatan OGN.
v  Menurut ANA, 1987:
a.       Perawat membantu anak & orang tuanya untuk meningkatkan & mempertahankan kesehatan yang optimal.
b.       Perawat membantu keluarga untuk mencapai & mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga & fungsi keluarga yang optimal.
c.       Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan, dan keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah aktual & potensial dalam kesehatan.
d.       Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbuh kembang & sistem reproduksi.
e.       Perawat mendeteksi perubahan status kesehatan & deviasi dari perkembangan yang optimum.
f.        Perawat memberikan intervensi yang tepat & pengobatan untuk meningkatkan kesehatan & memulihkan penyakit.
g.       Perawat membantu klien & keluarganya untuk mengerti & memakai koping yang baik dengan trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa tumbang, & anak-anak.
h.      Perawat mempunyai strategi yang aktif & positif untuk menggunakan sumber-sumber dalam member pelayanan.
i.         Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu & anak melalui penilaian praktek, pendidikan, & penelitian.


BAB III. PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.


PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI KERANGKA KERJA PRAKTEK KEPERAWATAN & DEFINISI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Proses keperawatan merupakan metodologis pada praktik keperawatan. Proses keperawatan terkait dengan bagaimana seorang perawat memberikan asuhan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi klien, sehingga klien mampu kembali ke kondisi yang sebagaimana diharapkan berdasarkan tahapan dan konsep yang pada dasarnya ditujukan untuk klien itu sendiri. Karena manusia adalah fokus utama dari tindakan keperawatan. Klien tersebut bisa saja perorangan, keluarga ataupun komunitas. Proses keperawatan pada dasarnya adalah suatu aktivitas kognitif, walaupun tindakan yang ada menunjukkan aspek lain seperti : aspek psikimotorik dan aspek afektif. Menurut Reilly & Oerman (1990), proses keperawatan melibatkan:
Tindakan intelektual
Tindakan intelektual seperti pemecahan masalah, perumusan konsep, pengambilan kesimpulan, serta penerapan teori, ide dan konsep.
Pertimbangan nilai
Pertimbangan nilai didasarkan pada penghargaan terhadap martabat dan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat penting untuk diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Keterampilan Psikomotorik
Keterampilan psikimotorik sangat dibutuhkan untuk pengkaian maupun intervensi aplikasi asuhan keperawatan. Karena apabila kita memberikan asuhan keperawatan hanya berdasarkan teori-teori saja tidak melibatkan suatu huhubungan interpersonal dan tidak melibatkan jiwa altruistik, maka dapat dipastikan klien tidak akan merasa care dengan kehadiran kita pada saat memberikan asuhan keperawatan.
Variasi perilaku asuhan keperawatan sangat potensial tergantung kebutuhan klien yang berkisar dari tindakan yang sederhana sampai tindakan yang kompleks di dalam proses penerapannya. Melalui hal tersebutlah perawat akan dibekali suatu kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan yang individual kepada klien. Ada beberapa pengertian proses keperwatan menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut:
v King
Proses keperawatan merupakan metode standar yang digunakan dalam kebanyakan situasi keperawatan yang telah mengindetifikasi beberapa fungsi penting dari perawat: pengklaian kesehatan pasien, pembentukan suatu rencana berdasarkan informasi yang dikumpulkan, implementasi rencana perawatan, dan evaluasi keefektifan rencana tersebut.
v Neuman
Proses keperawatan disistemasisasi ke dalam 3 kategari yaitu : Diagnosa keperawatan, tujuan keperawatan, dan hasil keperawatan.
v Orem
Prases keperawatan merupakan aktivitas yang sengaja dipilih oleh perawat dituukan untuk mencapai tujuan keperawatan didalam suatu situasi perawatan kesehatan yang melibatkan 3 langkah yaitu:penetapan, rancangan dan inisiasi.
v Rogers
Proses keperawatan merupakan penerapan secara utuh ilmu mengenai manusia dalam cara-cara inovatif yang kontinu melalui modalitas evaluatif dan invasif yang dituukan untuk aktualisasi kesejahteraan yang optimal bagi individu, keluarga dan masyarakat.
v Roy
Menurut Roy proses keperawatan merupakan pendekatan pemecahan masalah yang diperlukan oleh tujuan keperawatan yang berpusat oleh klien dan kebutuhan untuk menghasilkan bahwa pelayanan yang diberikan perawat telh mencakup pembuatan diagnosa masalah adaptasi pasien dan perencanaan, pelaksanaa dan pengevaluasian perawatan.
Jadi, proses keperawatan dapat disimpulkan merupakan suatu cara mengoperasionalisasikan keperawatan seperti yang dikonsepkan dalam sebuah kerangka kerja yang harus menyinggung sifat holistik dari klien. Dalam melaksanakan proses keperawatan ada beberapa urutan yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut :
1) Pengakajian yang meliputi : - pengenalan masalah
- pengumpulan data
- analisis data
- diagnosis keperawatan
2) Perencanaan yang meliputi : - penyusunan tujuan yang diinginkan
- penetapan prioritas
- pemilihan tindakan intervensi
3) Implementasi yang meliputi : - melakukan tindakan keperawatan
- evaluasi formatif terhadap tindakan
- perubahan seperti yang diindikasikan

4) Evaluasi meliputi : - hubungan antara hasil dengan tuuan yang ditetapkan
- konsistensi tindakan dalam fase proses dengan kriteria standar perawatan yang ditetapkan
- pengaruh variabel struktural pada hasil dan proses ( lingkungan, kebijakan dan prosedur lembaga, ketenagaan berkaitan dengan mutu dan jumlah)
Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan bagian dari kajian dalam proses keperawatan. Tema diagnosa keperawatan pada dasarnya adalah menggambarkan status kesehatan klien. Ada beberapa pengertian diagnosa keperawatan menurut beberapa ahli dalam bidang ilmu keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut:
Nort American Nursing Diagnosis Association (NANDA 1990)
Mengartikannya sbg suatu pertimbangan klinis mengenai respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehtan atau proses kehidupan yang aktual atau potensional.
Gordon (1897)
Gordon memandang diagnosa keperawatan sebagai suatu masalah kesehatan aktual atau potensial yang dapat diatasi melalui terapi perawatan.
Carpenito (1987)
Mendeskripsikan diagnosa keperawatan sebagai suatu pernyataan yang menandai suatu status kesehatan dalam suatu perubahan yang aktual atau potensial pada seseorang.
Jadi, diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawatan mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. Dari definisi diatas juga menggambarkan bahwa diagnosa keperawatan sebagai hasil dari proses pengumpulan dan analisis data yang mendalam dan sistematik.Menurut Gordon (1987) ada tiga komponen penting dalam memberi pernyataan pada diagnosa keperawatan (PES) yaitu:
• Helath Prolem (masalah kesehatan)
Adalah status kesehatan dari klien yang dinyatakan dengan kata-kata yang jelas dan tepat.
• Etiologic Factors (faktor etiologik)
Yaitu faktor yang mungkin menyebabkan atau mempertahankan masalah kesehatan klien : perilaku klien, faktor-faktor lingkungan, interaksi keduanya.
• Defining and Sympony (mendapatkan tanda dan gejala)

Dalam membuat diagnosa keperawatan seorang perawat dalam praktiknya mengungkapkan masalah kesehatan klien yang menjadi keprihatinan mereka selam masa praktiknya sebagai pengamat atau berdasarkan pengalaman yang lama.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar