Rabu, 08 Mei 2013

9. Manajemen Keperawatan


MANAJEMEN KEPERAWATAN

I.    MANAJEMEN KEPERAWATAN
A.   PENDAHULUAN         
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan ( Depkes RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
B.   PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen secara umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).
C.   LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.
1.    Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil dalam penatalaksanaan kegiatannya:
1.    Kemampuan menerapkan pengetahuan
2.    Keterampilan kepemimpinan
3.    Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
2.    Manajemen Asuhan Keperawatan
Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ).

D.   PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu :
1.    Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
2.    Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
3.    Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
4.    Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
5.    Manajemen keperawatan harus terorganisir
6.    Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
7.    Divisi keperawatan yang baik
8.    Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
9.    Pengembangan staf
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

E.   SISTEM PENGORGANISASIAN ASUHAN KEPERAWATAN ( MODALITAS PRAKTIK KEPERAWATAN )
1.    Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas yang berbeda dalam merawat setiap pasien.
2.    Metode Tim adalah perawat degan latar belakang pendidiksn yang berbeda bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien.
3.    Metode Primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab memberi perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam satu unit sejak pasien masuk sampai pulang.
4.    Metode Kasus adalah satu perawat merawat satu pasien ( total patient care )
F.    SISTEM KLAFISIFIKASI PASIEN
1.    Berdasarkan keputusan Askep:
a.    Perawat intensif
b.    Modifikasi perawatan intensif
c.    Intermediate
d.    Perawatan minimal
2.    Berdasarkan kondisi pasien:
Minimal, moderate, aktif, intensive, kritis
3.    Berdasarkan Askep skore:
a.    Observasi dan monitoring
b.    Perawatan diri
c.    Makan dan minum
d.    Terapi somatik
e.    Terapi modalitas dan Penkes
4.    Klasifikasi klien berdasarkan derajat ketegantungan
a.    Perawatan minimal
b.    Perawatan intermediet
c.    Perawatan maksimal/total

G.   FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
a.    Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk sasaran tersebut
b.    Pengorganisasian
Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.
c.    Pengarahan
Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
d.    Pengawasan dan Pengendalian
Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang telah ditetapkan (Wijono, 1997).

H.   KERANGKA KONSEP, FILOSOFI, TUJUAN DAN STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN
1.    Kerangka Konsep
Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka konsep menjadi kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan dan merupakan keyakinan dasar dari tim perawatan.
2.    Filosofi Manajemen Keperawatan
Filosofi manajemen keperawatan adalah kerjasama yang dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas melalui pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi.
3.    Tujuan Manajemen Pelayanan Keperawatan
Mengacu pada tujuan peningkatan metode kerja dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
4.    Standar Pelayanan KeperawatanStandar pelayanan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan yang dicapai
Jenis Standar yaitu :
·         Standar Normatif yang menggambarkan praktek yang dinilai baik/ideal oleh beberapa kelompok yang berwenang.
·         Standar Empiris menggambarkan praktek yang sebenarnya diamati dari dalam sejumlah besar lingkungan perawat klien
Standar Normatif dan Standar Empiris diaplikasikan dalam penerapan beberapa standar yaitu :
a.    Standar Praktek Keperawatan yang terdiri dari :
1.    Standar Praktek Profesional terdiri dari beberapa standar :
·         Standar I, pengkajian keperawatan
·         Standar II, diagnosa keperawatan
·         Standar III, perencanaan
·         Standar IV, pelaksanaan
·         Standar V, evaluasi
2.    Standar Kinerja Profesional
·         Standar I, jaminan mutu
·         Standar II, pendidikan
·         Standar III, penilaian kinerja
·         Standar IV, kesejawatan
·         Standar V, etik
·         Standar VI, kolaborasi
·         Standar VII, penelitian
·         Standar VIII, pemanfaatan sumber-sumber
b.    Standar Fasilitas Kesehatan
c.    Standar Asuhan Keperawatan
Standar asuhan keperawatan mempunyai tiga tujuan yaitu, meningkatkan mutu asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan  dan memberikan landasan untuk menentukan kelalaian keperawatan.

II.   KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

A.   PENDAHULUAN
Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif  dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.
B.   PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain untuk brtbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan manajemen merupakan proses perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam mencapai tujuan. Jadi  pada hakekatnya manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.
C.   PERAN PEMIMIPIN DALAM KELOMPOK
1.    Sebagai penghubung interpersonal
2.    Sebagai penginformasi.
3.    Sebagai pengambil keputusan.
4.    Inovator/pembaharu.
D.   FUNGSI DAN TUGAS PIMPINAN
1.    Orientasi tugas, merencanakan dan mengorganisasi, menyediakan informasi, membuat penugasan, bertanggung jawab atas pekerjaannya, kooperatif dan mengevaluasi hasil.
2.    Orientasi HAM, memberi dorongan dengan sikap bersahabat, mengungkapkan perasaan yang dialami, mendamaikan, memperlancar dan menentukan aturan main.
E.   KETERAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN
1.    Keterampilan teknis, kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktifitas teknis.
2.    Keterampilan konseptual, kesanggupan untuk mengkonsep, melihat usaha dan menganalisa.
3.    Keterampilan hubungan antar manusia, kesanggupan untuk bekerjasama dengan orang lain.
F.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMIPINAN
1.    Karakteristik pribadi.
2.    Kelompok yang dipimpin.
3.    Situasi yang dihadapi baik manusia, fisik maupun waktu.
G.   GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan, dapata diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
1.    Perilaku
a.    Kepemimpinan positif, mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang cukup.
b.    Kepemimpinan negatif, mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa bekerja dengan menciptakan rasa takut.
2.    Kekuasaan dan wewenang:
a.    Otoritas, berorientasi pada tugas, menggunakan posisi dan power dalam memimpin.
b.    Demokrasi, menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
c.    Partisipatif, gabungan antara otoritas dan demokratik.
d.    Bebas tindak ( Laissez-Faire ), pimpinan hanya offisial karyawan menentukan kegiatan sendiri tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.
3.    Situasi yang dihadapi
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan memberikan pengarahan atau perintah dan memberi dukungan dalam menjalin hubungan antara atasan dan bawahan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Adapun perilaku pimpinan terhadap perilaku bawahan :
a.     Proses pemerintah dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S1 ).
b.    Proses mengajak dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan sangat memberikan dorongan ( S2 ).
c.    Proses melibatkan dimana perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan banyak memberikan dorongan ( S3 ).
d.    Proses menlimpahkan dimana perilaku pimpinan yang kurang  mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S4 ).
Tahap perkembangan digambarkan sebagai suatu gariskontinum dan dibagi dalam 4 tingkatan :
1.    Tingkat rendah ( D1 )                            : tidak mampu dan tidak mau
2.    Tingkat rendah ke sedang ( D2 )        : tidak mampu tapi mau
3.    Tingkat sedang ke tinggi ( D3 )           : mampu tapi tidak mau
4.    Tingkat tinggi ( D4 )                               : mampu dan mau  
Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan tahap perkembangan :
1.    Bila bawahan D1, maka gaya kepemimipinan S1
2.    Bila bawahan D2, maka gaya kepemimipinan S2
3.    Bila bawahan D3, maka gaya kepemimipinan S3
4.    Bila bawahan D4, maka gaya kepemimipinan S4








III. KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN

A.   PENDAHULUAN
Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai secara sadar untuk mempengaruhi orang lain seperti staf perawatan, pasien dan keluarganya, tim kesehatan lainnya. Keterampilan berkomunikasi yang baik merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi seorang pimpinan keperawatan. Keberhasilan seseorang pimpinan sebagian besar tergantung pada kemampuan berkomunikasi termasuk bertukar pikiran dan akan lebih efektif apabila dilakukan secara langsung, tatap muka, komunikasi dua arah dengan sikap yang baik.
B.   PROSES KOMUNIKASI
Ada lima komponen yang harus diperhatikan oleh pimpinan keperawatan yaitu :
1.    Pengirim berita (komunikator), pihak yang menyampaikan berita, laporan dan saran-saran.
2.    Penerima berita (komunikan), orang yang dituju.
3.    Berita (pesan), yang disampaikan seperti perintah dan saran-saran.
4.    Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan berita seperti tulisan, telepon, radio, televisi, dll.
5.    Umpan balik atau tanggapan dari penerima berita.
C.   PESAN YANG DISAMPAIKAN BISA VERBAL MAUPUN NON VERBAL
1.    Komunikasi verbal, merupakan usaha yang disadari untuk memilih kata-kata yang akan dipakainya.Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tulisan dan kombinasi antara keduanya.
2.    Komunikasi non verbal
·         Vokal, nada suara, kualitas, kecepatan yang semuanya menggambarkan suasana emosi.
·         Gerakan dan ekspresi wajah dapat diartikan suasana hati.
·         Komunikasi yang intim lebih atau sama dengan 45,4 cm ; komunikasi personal 45,5-120 cm.
·         Sentuhan sangat penting untuk memberikan dorongan mental, tetapi perlu dipertimbangkan budaya dan kebiasaan.
D.   CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG EFEKTIF DAN TERAPEUTIK
Menurut Rogers hubungan yang sehat ditandai dengan komunikasi saling terbuka, menerima orang lain sebagai individu yang berharga dan empati yang mendalam.Konflik internal dan eksternal yang tidak terselesaikan dengan baik akan mengganggu kesehatan mental, akibat lebih lanjut kestabilan dan penyesuaian diri dapat tearganggu.
E.   KEBIASAAN MEMPERSIAPKAN DIRI ATAU CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI
Kebiasaan dan keterampilan dalam  meningkatkan  kesadaran diri tidak akan efektif apabila tidak ada keinginan secara terus menerus untuk mengerti dan memahami orang lain.
F.    KOMUNIKASI ASERTIF
1.   Pengertian
Adalah kemampuan menyampaikan secara tepat baik pikiran dan perasaan seseorang dengan tetap menghormati dan menghargai hak dan martabat orang lain.
2.  Cara melakukan komunikasi asertif
Keterampilan untuk menyatakan diri secara nyata, tulus untuk mendapatkan sesuatu dengan tetap mendengar dan menghargai orang lain.Tingkah laku tidak terjadi secara otomatis tetapi melalui latihan dan belajar yang lambat laun akan menjadi kebiasaan.
3.  Gaya pimpinan yang asertif
Ditandai dengan memperhatikan karyawan dengan menghargai orang lain, membimbing karyawan, berpikir secara analitis, berpenampilan ekspresif dan mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya.
4.  Faktor yang mempengaruhi sikap asertif
Konsep diri dari pimpinan untuk dapat menggunakan dirinya secara efektif,, memahami dan membuka diri.

IV.SUPERVISI KEPERAWATAN

A.   PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki penampilan kerja tenaga keperawatan dalam membearikan asuhan keperawatan melalui perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.
B.   TUJUAN SUPERVISI
1.    Untuk  inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja
2.    Untuk membimbing/membina tenaga perawat secara individu
3.    Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas
4.    Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin
5.    Untuk memberikan bantuan kepada bawahan
C.   UNSUR POKOK SUPERVISI
1.    Pelaksana
2.    Sasaran
3.    Frekuensi
4.    Tujuan
5.    Teknik
D.   PENYELIA KEPERAWATAN
Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah :
1.    Kepala ruangan
2.    Pengawas keperawatan
3.    Kepala seksi bidang keperawatan
4.    Kepala bidang keperawatan
E.   KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR
Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :
1.    Memberikan pengarahan dan petunjuk yang  jelas
2.    Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3.    Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf/pelaksana keperawatan
4.    Proses dinamika kelompok
5.    Memberikan bimbingan dan latihan
6.    Memberikan penilaian terhadap hasil kerja perawat
7.    Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan dan pendokumentasian lebih baik
F.    TEKNIK/CARA SUPERVISI
1.    Langsung, dimana supervisi dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan dengan langsung pada saat supervisi.
2.    Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun lisan, supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.
3.    Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi langsung dengan tidak langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara bersama-sama dalam memecahkan masalah yang dihadapai staf/perawat pelaksana.
G.   FREKUENSI  SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah:
1.    Sebelum pertukaran shift  (15-30 menit)
2.    Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit)
3.    Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
4.    Sekali dalam sehari (15-30 menit)
5.    Sebelum pulang ke rumah (15 menit)
H.   PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang diharapkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan supervisi.
1.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana
Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya, kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi.
2.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pengarah
Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit.
3.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih
Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan mengubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu.
4.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai
Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat dilakukan secara efektif jika tujuannya spesifik terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat.


MANAJEMEN KEPERAWATAN

A.    Konsep Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain (Gillies, 1989). Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

1.Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik, yang secara rinci dapat di uraikan  :
1)   Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
2)   Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3)   Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
4)   Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
5)   Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
Selain itu, dalam proses manajemen keperawatan mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
1)   Pengkajian
Pada tahap ini seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit), tenaga keperawatan, administrasi, dan lain sebagainya. Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam rangka pencapaian tujuan asuhan keperawatan.

2)   Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun strategi dalam upaya mencapai tujuan penerapan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
3)   Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap pelaksanaan  dalam proses manajemen adalah bagaimana memimpin staf perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
4)   Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf perawatan mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaannya.
Sebagai contoh kepala ruangan dalam melakukan peran sebagai manajer keperawatan, adalaha sebagai  berikut :
1)   Pengkajian
a)      Mengidentifikasi ratio perawat-pasien
b)      Mengidentifikasi sarana penunjang
c)      Menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat (misalnya metode Tim)
2)   Perencanaan
a)      Merencanakan jumlah tenaga dan fasilitas yang dibutuhkan
b)      Membentuk tim dan menetapkan ketua timnya
3)   Pelaksanaan
Sebagai penanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan profesional, yang dimulai dari timbang terima hingga pelaksanaan tindakan keperawatan.
4)   Evaluasi
Kepala ruangan melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
a)      Menilai kemampuan dan pencapaian ketua tim
b)      Menilai pencapain tujuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawata pelaksana melalui ketua tim
c)      Memberikan umpan balik terhadap hasil yang dicapainya
d)     Merencanakan tindak lanjut


2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1)   Perencanaan (planning)
Perencanaan dimaksud mencakup :
a.    Gambaran apa yang akan dicapai
b.    Persiapan pencapaian tujuan
c.    Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d.   Persiapan tindakan-tindakan
e.    Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f.     Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan
2)   Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
3)   Pengendalian/ pengawasan (controlling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
4)   Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode, machine, minute dan market.

3.    Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan meliputi :
1)        Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
2)        Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3)        Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat manajerial.
4)        Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakni dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5)        Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6)        Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7)        Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8)        Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
9)        Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen menurut Fayol adalah :
1)        Division of work (pembagian pekerjaan)
2)        Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
3)        Discipline (disiplin)
4)        Unity of command (kesatuan komando)
5)        Unity of direction (kesatuan arah)
6)        Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
7)        Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8)        Centralization (sentralisasi)
9)        Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
10)    Order (ketertiban)
11)    Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
12)    Equity (keadilan)
13)    Inisiative (prakarsa)
14)    Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)
Berdasarkan prinsip- prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


4.    Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan.
Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan :
1)        Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
2)        Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.
3)        Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
4)        Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan kelompok.
5)        Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
6)        Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
7)        Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
8)        Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
9)        Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk menetapkan tujuan bersama.

5.    Filosofi Manajemen Keperawatan.
1)        Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok.
2)        Manajer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan.
3)        Peningkatan mutu kinerja perawat.
4)        Pendidikan berkelanjutan.
5)        Proses keperawatan individual menunjang pasien untuk mencapai kesehatan optimal.
6)        Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
7)        Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan askep yang bermutu.
8)        Perawat adalah advokat pasien.
9)        Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.

6.    Peran Manajemen Keperawatan
Perawat profesional diharapkan menjadi manajer dan leader yang efektif dalam keperawatan.  Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai Manajer Keperawatan adalah kompetensi yang harus dimilikinya agar menjadi seorang leader yang efektif :
1)   Kepemimpinan
a.    Berkomunikasi tentang organisasi, kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan
b.    Mendelegasikan tugas dan menerima tanggung jawab
c.    Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif
d.   Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif
e.    Melibatkan staf dalam pengembangan organisasi
f.     Fleksibilitas dalam pelaksanaan peraturan
2)   Pengambilan keputusan dan perencanaan
a.    Berpikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi
b.    Cepat tanggap terhadap perubahan yang tidak diharapkan
c.    Mengantisipasi perencanaan perubahan anggaran
d.   Memberikan pedoman tentang keputusan organisasi
e.    Meninterpretasi perubahan ekonomi staf
3)   Hubungan / Komunikasi
a.    Empati, mendengar dan tanggap pernyataan staf
b.    Menciptakan situasi kondusif dalam komunikasi
c.    Menunjukkan rasa percaya diri melalui kemampuan berkomunikasi
d.   Mengembangkan proses hubungan yang baik dalam organisasi
4)   Anggaran
a.    Mengontrol budget
b.    Menginterpretasi penggunaan anggaran sesuai kebutuhan
c.    Merencanakan anggaran tahunan ( 5 tahun )
d.   Mengkonsultasikan tentang masalah keuangan
5)   Pengembangan
a.    Mengembangkan tim kerja yang efektif
b.    Mengembangkan hubungan profesional antar staf
c.    Memberikan umpan balik yang positif
d.   Menggunakan sistem mpemberian penghargaan yang baik
6)   Personaliti
a.    Mengambil keputusan yang tepat
b.    Mengelola stress individu
c.    Menggunakan koping yang efektif dalam setiap masalah
7)   Negosiasi
a.    Mengidentifikasi dan mengelola konflik
b.    Memfasilitasi perubahan
c.    Melakukan negosiasi dengan baik terhadap staf, kelompok, dan organisasi lain
d.   Mengklarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf
e.    Menjadi mediator bila terjadi konflik antara staf atau kelompok

7.    Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi :
1)        Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2)        Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3)        Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
4)        Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
5)        Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
1)   Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a.    Manajemen puncak
b.    Manajemen menengah
c.    Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah
a.       Kemampuan menerapkan pengetahuan
b.      Ketrampilan kepemimpinan
c.       Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d.      Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
2)   Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

8.    Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP
Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
1)        Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.
2)        Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
3)        Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
4)        Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar