Rabu, 08 Mei 2013

6. Keperawatan Keluarga


KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


A. Definisi
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, denngan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan sebagai saran atau penyalur.
B.     Peran Keluarga dalam keperawatan
1.Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara _esame anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.
Alasan keluarga sebagai Unit Pelayanan (Ruth B Freeman, 1981)
·         Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
·         Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, megabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
·         Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
·         Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan keluarganya
·         Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat
2.      Keluarga sebagai pasien
Dalam melihat keluarga sebagi pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya :
1.      Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya
2.      Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagi segi :
a.       Pola komunikasi
b.      Pengambilan keputusan
c.       Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
d.      Kebudayaan
e.       Gaya hidup
3.      Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan
4.      Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
C.    Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan pada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah. Keadaan social ekonomi yang rendah pada umunya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang meraka hadapi.
Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga utuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan gizi, perumahan dan lingkungan sehat, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Jelas kesemuannya itu dengan mudah meyababkan suatu peyakit.
B.     Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang megambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di tuakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
Dasar pegambilan keputusan tersebut adalah :
a.       Hak dan Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b.      Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
c.       Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah
C.    Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehata keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a.       Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:
·         Tingakat social ekonomi keluarga rendah
·         Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi maslaah kesehatan sendiri
·         Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan
b.      Keluarga degan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
·         Umur ibu (16th atau lebih 35th)
·         Menderita kekurangan gizi atau anemia
·         Menderita hipertensi
·         Primipara atau multipara
·         Riwayat persalinan dengan komplikasi
c.       Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
·         Lahir prematur atau BBLR
·         Lahir degan cacat bawaan
·         ASI ibu kurang sehigga tidak mencukupi kebutuhan bayi
·         Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya
d.      Kelurga mempunyai maslah dalam hubungan antara anggota keluarga:
·         Anak yag tidak dikehendaki dan pernah dicoba untun digugurkan
·         Tidak ada kesesuaiana pendapatantara anggota keluarga dan sering cekcok dan ketegangan
·         Ada anggota keluarga yang sering sakit
·         Salah satu orang tua (suami atau istri) meinggal, caria, atau lari meninggalka keluarga

D.    Kesehatan Keluarga Sebagai tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Peningkatan status kesehatn keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitasnya, bila produktifitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula.
E.     Tujuan Perawatan Kesehatan Kelaurga
Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga:
Tujuan umum :
Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus :
a.       Meningkatka kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c.       Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e.       Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
F.     Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yag harus dilakukan oleh keluarga, yaitu:
a.       Mengenal gangguan perkembangan setiap kesehatan anggotanya
b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c.       Memberika keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan tidak dapat membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d.      Mempertahankan suasana dirumah yang mengutungkan kesehtan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e.       Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
G.    Perawatan Sebagai Sarana
Dalam mencapai tujuan kesehatan keluarga, asuhan keperawatan yang diberikan merupakan sarana yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut . hal itu sangat tergatung kepada perawat yang memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada keluarga dalam mempengaruhi keluarga untuk lebih dapat mengenal dam melaksanakan tugas-tugasnya dalam bidang kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja secara tim dan bekerjasama dengan profesi lain untuk mencapai tujuan asuhan perawatan keluarga dalam melaksanakan asuhan keperwatan, perwat bekerja sama dengan dokter, penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja social dan sebagainya yang bekerja sebagai tim untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
H.    Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Perawatan Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
a.       Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b.      Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
c.       Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d.      Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
e.       Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat
I.       Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah:
1.            Hambatan dari keluarga
pendidikan keluarga yang rendah
keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
kebiasaan-kebiasaan yang melekat
sosial budaya yang menunjang
2.      Hambatan dari perawat
a.   sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit, transportasi
b.   kondisi alam (geografi yang sulit)
c.   kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
d.   keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
L. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yangperlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
Ø    Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Ø    Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
Ø    Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
Ø    Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.
Ø    Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.
Ø    Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
Ø    Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.
Ø    Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.
Ø    Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
Ø    Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
M.   Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan kepada Keluarga
Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada keluarga, diantaranya:
Ø    Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga.
Ø    Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota keluarga yang dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang anda dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Ø    Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh.
Ø    Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan didalam kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan resiko tinggi.
Ø    Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga diperlukan kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan.
Ø    Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.
Ø    Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.

PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENCIPTAKAN
PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT
ž  Konseling pranikah
ž  Tes kesehatan pranikah
ž  Penundaan usia nikah
ž  Penundaan usia hamil
ž  Kelurga berencana
ž  Adanya UUD KDRT
ž  Adanya UUD anti perdagangan wanita dan anak

Perawatan Keluarga dengan KB

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Manuskrip-manuskrip kuno sebenarnya telah menulis tentang wanita yang memakan obat supaya tidak hamil. Di Indonesia telah sejak lama para wanita memilih “jamu” untuk mencegah kehamilan. Sayangnya jamu tradisional ini secara ilmiah kedokteran belum banyak diselidiki dengan lebih mendalam.
Menjelang akhir abad 19, Beard dan zschokke mengemukakan bahwa pada beberapa jenis binatang, ovulasi akan tidak terjadi bila korpus luteum berkembang baik; dan pada tiga dasawarsa pertama abad ke 20 dilaporkan bahwa ekstrak dari korpus luteum dapat mencegah ovulasi. Setelah diselidiki ternyata korpus luteum mengandung hormon progesteron yang mampu menekan ovulasi. Pada tahun1930-an Bickenbach dan messenbach menemukan bahwa bahan steroid seperti progesteron, testosteron, dan estrogen dapat menghambat ovulasi.
Pelopor penelitian kontrasepsi Pil adalah Pincus, Rock, dan Carcia (1956) dimana percobaan-percobaan klinik yang amat intensif dan seksama telah dilakukan diPuerto Rico dengan hasil yang amat efektif dan memuaskan, semenjak saat itu pemekai Pil KB tersebar diseluruh dunia. Pil kombinasi yang berisi estrogen dan progesteron mulai dipasarkan tahun 1960, dan kemudian pada tahun 1963 Pil sequential mulai diperkenalkan pula. Sampai sekarang bermacam-macam jenis Pil kontrasepsi telah beredar dipasaran.
Menurut Guttmacher (1970), karena sangat efektif kalau dimakan menurut aturan pakai, maka kontrasepsi Pil adalah satu cara yang terbaik dalam usaha kontrasepsi pada masa sekarang ini. Pendapat ini didasarkan pada hal-hal berikut :
1. Meningginya pemakaian kontrasepsi Pil segala usia
2. Meningginya kepercayaan terhadap Pil
3. Menurunnya takaran estrogen dan progesteron beserta rangkaiannya
4. Meningginya daya penerimaan dan fasilitas pengadaan
5. Meningginya efektivitas dan menurunnya efek samping
            Jumlah akseptor kontrasepsi Pil meningkat setiap tahun, baik dinegara-negara maju maupun dinegara-negara berkembang. Diperkirakan bahwa lebih dari 25% wanita PUS sekarang ini menggunakan kontrasepsi Pil secara kontinu. Program pembangunan nasional, Keluarga Berencana (KB) mempunya arti krusial untuk mewujudkan manusia Indonesia sejahtera, di samping pendidikan dan kesehatan. Namun, kesadaran pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih rendah. Padahal, penggunaan kontrasepsi seperti pil KB, vasektomi, tubektomi, spiral atau suntik, sangat penting untuk menunda kehamilan, menjarangkan serta mencegah kehamilan. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2007 menyebutkan, penduduk di Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa. Terbanyak keempat di dunia. Tetapi, dari segi kualitas masih rendah. Terbukti dari jumlah pengangguran yaitu 9,43 juta jiwa (versi Badan Pusat Statistik).
Kekhawatiran ledakan penduduk pada tahun 2015 mendorong pemerintah membuat sejumlah kebijakan penting mengenai program KB. Salah satunya, dengan kampanye global Hari Kontrasepsi Dunia 2008 yang mengambil tema Your Life, Your Body, Your Choice yang bertujuan untuk mengedukasi pasangan suami-istri dalam usia produktif di seluruh dunia. “Saat ini program KB direvitalisasi dengan mengikutsertakan semua pihak, termasuk peran swasta dan individu,“ ujar Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Sugiri Sjarief.
Demi mendorong penggunaan alat kontrasepsi, Bayer Schering Pharma mengeluarkan pil KB bernama Yasmin. Pil Yasmin sendiri merupakan pil KB drospirenone yang mengandung anti mineralokortikoid dan anti androgenik, sehingga dapat mengurangi gejala pre menstrual symptom (PMS), tidak menaikkan berat badan dan mengurangi produksi minyak. Produk Yasmin dapat berfungsi untuk menurunkan berat badan karena adanya efek anti mineral liquid yang tidak akan menahan cairan dalam tubuh. Dengan begitu, tidak membuat gemuk dan memberi efek samping kepada pemakainya. Harganya pun juga relatif terjangkau.
Selama ini, masalah yang dihadapi para pengguna pil KB adalah efek samping pada masa adaptasi. Selain itu juga penggunaan yang salah sehingga memunculkan efek yang tidak menyenangkan dan sering dianggap kurang praktis karena harus diminum tiap hari. Tak bisa dipungkiri pil KB belum menjadi hal yang populer di Indonesia. Angka pemakainya belum tinggi karena kesadaran ber-KB masih rendah. Hal ini terlihat dari data BKKBN yang menunjukkan 61,4% pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6% menggunakan suntik, memakai pil hanya 13,2%, spiral 4,8%, implant 2,8%, dan kondom 1,3%. Bayer sebelumnya telah mendirikan Yasmin Club sebagai komunitas pengguna pil KB Yasmin sehingga para pengguna dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya dan mendorong kepatuhan pengguna demi tercapainya efektivitas pil KB. Saat ini, konsumen pil KB Yasmin di Indonesia berjumlah 10 ribu orang, dan 400 orang sudah bergabung dalam Y Club. “Kontrasepsi merupakan kebutuhan wanita modern, yang lebih banyak berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja. Dengan demikian, pemilihan dan penggunaan pil KB yang tepat perlu dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas,” ujar Public Relations Manager Bayer Schering Pharma, Meiliza Chandra. Hal senada diungkapkan Guru Besar Ginekologi dan Obstetri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Biran Affandi yang mengatakan bahwa kontrasepsi jadi pilihan individu. “Dalam hal kontrasepsi, tingkat kehidupan yang berbeda akan memunculkan kebutuhan yang berbeda pula,“ ujarnya.
Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan sosial. Sebagai kebutuhan fisik, kontrasepsi berperan dalam reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan serta mencegah kehamilan. Sementara sebagai kebutuhan sosial, kontrasepsi berkaitan dengan upaya mewujudkan program pembangunan suatu negara. Pengguna pil KB dari awal tahun hingga April 2008 berjumlah 39.212 orang. Sedangkan jumlah pengguna KB suntik adalah 44.889 orang. Jumlah tersebut meningkat pada tahun ini. Angka pengguna pil KB mencapai 43.385 dan KB suntik jumlahnya 52.763. Jumlah ini berbanding terbalik dengan pengguna KB jangka panjang yang mengalami penurunan. Dari Januari hingga April 2008, pengguna IUD berjumlah 2.639 dan pada tahun ini mengalami penurunan menjadi 2.337. Pengguna implan juga menurun dari 5.250 orang pada April 2008 menjadi 5.221 orang pada tahun ini.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Daya guna sauatu kontrasepsi diukur dengan rumus pearl yang diajukan pada tahun1930-an. Menurut rumus ini tingkat kehamilan (pregnancy rate = kehamilan per 100 tahun wanita) ialah 1200 X jumlah kehamilan/jumlah siklus seluruhnya. Asumsi yang dipakai oleh pearl ialah bahwa setiap akseptor mempunyai kesuburan yang homogen, sehingga 100 akseptor yang diobservasi selama 2 tahun, atau sama dengan 50 akseptor yang diobservasi selama 2 tahun, atau sama dengan 200 akseptor selama 6 bulan.
Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau fisiologik. Daya guna teoritis merupakan kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai dengan tepat, sesuai dengan instruksi dan tanpa kelalaian. Daya guna pemakaian adalah perlindungan terhadap konsepsi yang ternyata pada keadaan sehari-hari yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ketidakhati-hatian, tidak taat asas, motivasi, keadaan sosial ekonomi budaya, pendidikan dll. Daya guna demografik menunjukan berapa banyak kontrasepsi diperlukan untuk mencegah suatu kelahiran.
Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek sampingan minimal.
Pada pembahasan makalah ini sedikit banyak diuraikan cara kontrasepsi sebagai usaha medik dalam keluarga berencana. Cara kontrasepsi yang dibahas adalah kontrasepsi Pil.

B. TUJUAN PENULISAN
Setelah dilakukan diskusi tentang perawatan keluarga dengan KB di harapkan kelompok dan peserta diskusi tau bagaimana cara perawatan keluarga dengan KB.

 BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP KELUARGA BERENCANA

I. Definisi
1)   Konsep Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mengatur interval diantara kehamilan (Hartanto, 2007 : 27).
2)   Konsep Kontrasepsi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma .(Fitria 2008)

II. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi  suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak,agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Tujuan lain untuk beberapa kepentingan yaitu :
a.       Kepentingan orang tua
b.      Kepentingan anak-anak
c.       Kepentingan masyarakat
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
a) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.
b) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.

III. Jenis-jenis kontrasepsi
a.      Kontrasepsi Sederhana
ü  Kontrasepsi tanpa alat : Senggama terputus dan pantang berkala
o   Senggama terputus adalah yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
o   Pantang berkala adalah Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
ü  Kontrasepsi dengan alat : menggunakan kondom/diafragma atau cup, cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).
©      Kondom/Diafragma
Kondom kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.
Kelebihan : mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana, semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.
©      Cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet)
Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya.
Kurang populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.

b.      Kontrasepsi Modern
ü  Kontrasepsi nonpermanen
©      pil KB
Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Tablet yang hanya mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan tidak teratur. Tablet ini hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:
·         Resiko kanker jenis tertentu
·          Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
·          Ketegangan premenstruasi
·          Perdarahan tidak teratur
·          Anemia
·          Kista payudara
·          Kista ovarium
·          Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
·          Infeksi tuba falopii.
Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan resiko. Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah. Jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah. 3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.

Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh :
a.       Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
b.      Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
c.       Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi
d.  Wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati
d.      Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
e.       Wanita yang memiliki bekuan darah
f.       Wanita yang tungkainya sedang digips
g.       Wanita penderita penyakit jantung
h.      Wanita yang pernah menderita stroke
i.        Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan
j.        Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.

Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:
a.       Wanita yang mengalami depresi
b.      Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
c.        Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
d.       Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya tetapi telah sembuh total.

Pemakaian pil KB setelah kehamilan
Resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah kehamilan dan akan semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB.  Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.
Wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu setelah persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya menstruasi pertama. Karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu. Pil KB yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada awal kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil) tidak akan membahayakan janin.

Efek   samping  pil  KB
ü  Perdarahan tidak teratur. Sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.
ü  Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara permanen.
ü  Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan depresi.
ü  Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat badan, jerawat dan kecemasan. Penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
ü  Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tinggi.

Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru. Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulan setelah pembedahan.
a) Mual dan sakit kepala.  g. 1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
b) Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).  Jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan.
c) Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun).  Di lain fihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah. 

©   Kontrasepsi implant
Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental. 6 kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Interaksi dengan obat lain jarang terjadi karena implan tidak mengandung estroggen. Efek samping yang utama adalah perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terajdi menstruasi. Efek samping lainnya adalah sakit kepala dan penambahan berat badan.  Kapsul implan tidak larut dalam tubuh sehingga setelah 5 tahun harus dilepaskan. Segera setelah implan dilepas, fungsi ovarium akan kembali normal dan wanita pemakai implan kembali menjadi subur

©      Kontrasepsi suntik
Medroksiprogesteron (sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan ke dalam otot bokong atau lengan atas. Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi. Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur. Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan.
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.  Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi medroksiprogesteron tidak menyebabkan kemandulan permanen.  Suntikan KB bisa menyebabkan penambahan berat badan yang sifatnya ringan. Setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang bersifat sementara.
Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko terhadap berbagai kanker (termasuk kanker payudara), tetapi mengurangi resiko terjadinya kanker rahim.
Keuntungan memakai KB suntik:
ü  Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali
ü  Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)
ü  Tidak mengganggu hubungan suami istri
ü  Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif
ü  Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas
ü  Dapat dipakai segera setelah masa nifas
ü  Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan

Kelebihan KB suntik :
ü  Dapat dipakai segera setelah keguguran
ü  Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan
ü  Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)
ü  Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)
ü  Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)
ü  Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi
ü  Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.

Kekurangan KB suntikan
Efek sampingya terhadap siklus haid (menstruasi) sering "tidak menyenangkan" , namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian yakni :
v  Perdarahan bercak , dapat lama
v  Jarang terjadi perdarahan yang banyak
v  Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
v  Sering menaikkan Berat Badan
v  Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, "moodiness", jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok.
v  Perlu suntikan ulangan teratur
v  Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi

Secara umum, kebanyakan wanita boleh memakai KB suntik, meskipun:
1.            perokok berat
2.            menyusui
3.            gemuk atau kurus
4.            remaja
5.            baru keguguran
6.            Berpenyakit Tiroid
7.            Epilepsi
8.            TBC (bukan TBC kandungan)
9.            Varises ringan
10.        Hipertensi ringan
11.        Siklus haid tidak teratur
12.        Anemi kekurangan zat besi




©    IUD (intra uterine device, spiral)
Keuntungan dari IUD adalah efek sampingnya terbatas di dalam rahim. Terdapat 2 macam IUD:
a.       melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun)
b.      melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun).
Biasanya IUD dipasang pada saat menstruasi. Jika kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa pemasangan IUD sebaiknya ditunda sampai infeksi mereda. Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan di dalam rahim yang akan menarik datangnya sel-sel darah putih. Zat yang dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan racun bagi sperma sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur. Melepaskan IUD akan menyebabkan terhentinya proses peradangan. 

Efek samping dari IUD :
©      Perdarahan dan nyeri
Kadang IUD terlepas dengan sendirinya (sekitar 20% IUD yang lepas tidak disadari/diketahui oleh pemakainya dan bisa menyebabkan kehamilan)
©      Perforasi rahim
©      Ketika baru dipasang akan terjadi infeksi singkat pada rahim, tetapi infeksi ini akan mereda setelah 24 jam.
©      Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil dengan IUD yang masih terpasang adalah sekitar 55%.

ü  Kontrasepsi permanen : operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria)
©      Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
©      Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainnya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu/tersumbat.
Cara Kerja Vasektomi
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa dengan demikian tidak terjadi pembuahan. Operasi hanya berlangsung kurang lebih 15 menit, pasien tidak perlu dirawat. (Hartanto, 2004)
Keuntungan Vasektomi
1) Efektif
2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
3) Sederhana
4) Cepat hanya memerlukan waktu 5 -10 menit
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
6) Biaya rendah
7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita. (Hartanto, 2004)



B. Keperawatan Keluarga  dengan KB
Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosial dan budaya terhadap kehamilan tersebut, maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.
1) Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum ( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
©    Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi.
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
©    Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi.
Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
©    Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
©    Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
2) Analisa Data
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
3) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
©    Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
©    Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
©    Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
©    Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
©    Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
©    Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral, hormone implant
©    Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang dipilih
4) Rencana Intervensi
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
a) Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
b) Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih.
c) Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
d) Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metod kontrasepsi.



C. Prosedur Pelayanan KB
©         Komunikasi
©         Informasi
©         Edukasi
q   Secara Umum
Adalah Suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis ,terencana dan terarah dengan partisipasi aktif dari individu ke kelompok maupun masyarakat umum untuk memecahkan masalah masyarakat sosial , ekonomi dan budaya.
q  Secara Khusus
Adalah Suatu bentuk atau model pelaksanaan organisasi sosial masyarakat dalam memecahkan masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan pokok penekanan sebagai berikut:
o   Pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah
o   Pengembangan Provider merupakan bagian dari proses pengembangan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Media yang digunakan ,kegiatan KB dapat diinfor masikan melalui :
ü  Radio
ü   TelevisI
ü   Pers/Surat kabar
ü   Film
ü   Mobil Unit Penerangan
ü   Penerbitan/Publikasi
ü   Kegiatan Promosi
ü  Pameran


Langkah-Langkah yang dilakukan sbb:
ü  Menentukan sasaran
ü  Srategi
ü  Isi pesan
ü  Indikator Keberhasilan   
ü  Waktu
ü  Tempat                                        

 BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mengatur interval diantara kehamilan (Hartanto, 2007 : 27).
Kontrasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma .(Fitria 2008)
Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosial dan budaya terhadap kehamilan tersebut, maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar